Membuka Siapa Sebenarnya Basuki Tjahaja Purnama / Ahok
Mike Portal | Basuki
Tjahaja Purnama semakin banyak diberitakan baik di media
maupun dari mulut ke mulut. Hal ini terjadi semenjak beliau menjadi wakil dari
calon gubernur Joko Widodo/ Jokowi. Untuk itu inilah sekilas mengenai siapa
sebenarnya Basuki Tjahaja Purnama yang biasa di panggil Ahok itu?
Akhir2 ini 3 hal yg menjadi black campaign adalah
dia tionghoa, kristen, dan liberal. Untuk menjelaskan hal ini,
sangat penting untuk menjelaskan trackrecord @basuki_btp. @basuki_btpdilahirkan 46
thn lalu, anak tertua dari keluarga Kim Nam, keluarga Tionghoa yg
termasyhur namanya di pulau Belitung karena dermawan. Kim Nam adalah tokoh
masyarakat Belitung. Pembela masyarakat miskin,bahkan mau berhutang pada org
lain, untuk memberi uang pada orang susah. Kim Nam adalah nama Panggilan ayah
Basuki, selayaknya Basuki dipanggil Ahok. Nama lengkapnya adalah Indera Tjahaja
Purnama. Beliau sudah meninggal dunia.
Basuki dibesarkan dengan keras, dididik agar bisa
kemudian berguna bagi masyarakat belitung, tidak boleh sombong, inilah yang
diajarkan Kim Nam. Basuki diwajibkan untuk selalu bersalaman dengan yg tua.
Meski mereka kondisinya lebih berada di banding yang lain, basuki harus bisa
bergaul dengan teman-temannya. @basuki_btp tidak dididik sebagai orang
Tionghoa, tapi sebagai anak indonesia dari Kampung Manggar. Kim Nam
selalu tegaskan itu padanya.
Basuki tumbuh menjadi anak yang selalu ingin tahu.
Temannya semuanya anak-anak melayu dan dia bersekolah di SD negeri di desa
laskar pelangi. Meski membaur, bukan berarti @basuki_btpbisa lepas dari
tindakan diskriminasi karena dia adalah minoritas. Hal seperti ini
tetap sering terjadi. Ketika SD, Basuki pernah dilarang menjadi
penggerek bendera di sekolah ketika upacara karena warna kulitnya.
Basuki kecewa, dia mengadukan hal tersebut pada ayahnya. Ayahnya, menyuruh
basuki bersabar. saatnya akan tiba ketika orang terima kita, kata ayahnya.
Basuki dilarang untuk berkecil hati, menurut ayahnya Basuki harus tetap
berusaha terus. Tak boleh dendam.
Terkait agama, basuki juga sempat tidak di
perbolehkan untuk masuk kelas agama islam, meski ia sangat ingin sekali.
Semua teman-temannya bisa baca Alquran, Basuki pun ingin bisa. Namun ia disuruh
pulang ketika datang ke TPA untuk belajar Alquran. Tetapi Basuki tetap tumbuh
dan berkembang sebagai warga Belitung. Dia fasih berbahasa Belitung. Pergaulannya
tidak menganggap dia orang lain.
Basuki adalah anak yang cerdas, dia
selalu menjadi juara kelas. Tahun 1977 dia bersekolah di SMP Negeri di
daerah Gantung. Menyadari potensi anaknya yang cerdas dan kondisi ekonomi
yang baik, Kim Nam memutuskan untuk mengirim @basuki_btpbersekolah SMA
ke Jakarta. Usaha keluarga Kim Nam memang sempat down ketika basuki kecil,
bahkan Ibunya sempat bekerja menjual kue. Harapan ayahnya, Basuki
bisa bersekolah menjadi dokter karena di Belitung begitu
banyak orang meninggal tidak mendapat akses kesehatan. Basuki bersekolah di SMA
PSKD III itulah pertama kali Ia menginjak Jakarta 31 tahun lalu.@basuki_btp bukan
orang baru di Jakarta.
Namun darah muda @basuki_btp memang
bergolak, dia kabur kuliah dari pendidikan dokter UKI,
kemudian pindah ke teknik geologi Trisakti. Waktu berlanjut sampai
akhirnya Basuki menyelesaikan pendidikan S2 dan mendirikan perusahaan di
Belitung. Perusahaan basuki waktu itu akhirnya terpaksa Ia tutup karena terbentur
kebijakan korup pejabat. Basuki kecewa, dia akhirnya berniat mau
meninggalkan negara ini untuk berkarir di luar negeri. Namun hal ini
dilarang oleh ayahnya. Basuki disuruh bertahan, petuah ayahnya waktu itu.
Basuki harus bersabar, kalau tidak setuju ubahlah sendiri, jangan lari. “Orang
miskin jangan lawan orang kaya, orang kaya jangan lawan pejabat.” begitu
kata ayahnya. Sebagus apapun orang kaya bisa menolong orang miskin, tapi yg
bisa membantu mereka secara hakiki adalah pejabat melalui kebijakannya.
Namun setelah orang tuanya meninggal, Basuki baru
masuk ke dunia politik. Dia memulai karir politik dari bawah dengan partai
kecil. Basuki awalnya hanya anggota DPRD Belitung Timur. Namun
setahun kemudian memenangkan pilkada Belitung Timur. Sejak
menjadi bupati, namanya sebagai bupati mulai dikenal di tingkat nasional.
Kebijakannya brilian dan Ia adalah bupati pertama beretnis Tionghoa.
Karena kebijakannya sebagai bupati,@basuki_btp di daulat menjadi tokoh yg mengubah
Indonesia oleh majalah Tempo. Dia letakkan hal-hal baru sebagai
pejabat.
Meski hanya 1 tahun 4 bulan saja menjabat sebagai
bupati Belitung, karena harus mengundurkan diri sebagai cagub Prov.
Babel, Basuki mewariskan peninggalan-peninggalan besar. @basuki_btpsukses mengasuransikan
kesehatan semua warganya. Siapapun warga Beltim, tidak perlu lagi khawatir
sakit, tinggal ke rumahsakit. Dia mengecek langsung semua kebutuhan masyarakat
ke lapangan dan menggodok kebijakan dengan sistem yang keras terhadap
birokrasinya.
Selama menjadi bupati, Basuki tidak pernah menutup
kaca ketika berada di atas mobil. Dia tak menunggu warga mengulurkan tangan,
dia selalu duluan mengulurkan tangannya. Namun peristiwa diskriminasi belum juga
selesai meski @basuki_btp telah
terpilih menjadi bupati. Masih banyak hal-hal yang tidak mengenakkan. Awal
menjadi bupati, Ia dicegah untuk tidak menjadi pembina upacara.
Masyarakat tidak mau hormat sama orang China, begitu isunya.
Namun @basuki_btp memaksa. Dia tidak mau diancam-ancam sebagai
pemimpin. Ia tetap ngotot mau jadi pembina upacara. “Dulu ketika SD saya
dilarang jadi penggerek bendera, sekarang sudah menjadi bupati masih juga tak
boleh jadi pembina. Kamu tembak juga saya rela!” tukasnya.
Ketika @basuki_btp menjadi bupati, bukan masyarakat muslim yang
protes dengan kebijakannya sebagai bupati. Malah umat yang seagama dengannya.
Basuki dituduh tidak memperhatikan pembangunan gereja, malah mempermudah dan
menyumbang pembangunan masjid2. @basuki_btp berang,menurutnya gereja tidak perlu dibantu.
“Kalian saweran aja, gereja udh jadi. Kalau masjid memang harus disokong.”
Jelas Basuki. Masyarakat Muslim jumlahnya 93% dan masjid butuh banyak. Gereja
cuma butuh sedikit dan umat kristen lebih baik ekonominya. Selain membangun
mesjid, @basuki_btp juga
menaik-hajikan ustad dan ulama-ulama yang belum bergelar haji. Lebih
dari 100 orang dihajikan.@basuki_btp bahkan ikut safari ramadhan ketika bulan
ramadhan tiba. Meski Ia harus menunggu saja di parkiran sampai selesai.
Gubernur lah yang bolak-balik mesjid-parkiran untuk
mengantarkan makanan. Tetap @basuki_btp selalu bertahan dalam safari ramadhan.
Dalam setiap kampanyenya, @basuki_btp juga
tidak pernah menggunakan sembako/bagi2 duit. Dia percaya dengan kartu nama, dan
nomor hp nya. Menurut @basuki_btp yang dibutuhkan rakyat adalah no. hp nya.
Rakyat harus bisa menggapai dan mengakses pemimpinnya. Sebagian besar warga
Belitung, mulai dari nelayan, pedagang, sampai PNS punya nomor HP Bupati. Semua
hal bisa dilaporkan langsung.
Pernah ada nelayan yg melaporkan LSM yg menimbun
solar subsidi di Manggar, @basuki_btp lgsung turun ke lapangan dan mengganti LSM
tersebut. Ada juga pungutan liar yg dilaporkan oleh murid SMA, @basuki_btp turun dan
mengusut korupsi di sekolah itu. Basuki memegang hp nya sendiri dan Ia selalu
mengusahakan membantu orang yang mengeluh. Disitu Ia sadar kondisi sebenarnya
dari kebijakannya. Pemimpin yang tau persis kebijakannya dirasakan rakyat atau
tidak, itulah @basuki_btp.
Semua bisa menggapainya.
Kampanye no HP ini tetap dipertahankan @basuki_btp di
Jakarta. Yang pernah bertemu Basuki, pasti liat dia agak “sibuk” sama hp nya.
Jika masih ada yang mempertanyakan Pak @basuki_btp tidak
akan adil karena berlatar belakang agama minoritas. Berarti dia belum mengenal
siapa Basuki.
Nah, ada yg menarik lagi. Sebagian bilang ini
kelebihan, sebagian ada yg blg ini kekurangan. Yaitu, Pak @basuki_btp ini
bicaranya ceplas-ceplos. Silahkan liat Youtube Pak Basuki sebagai anggota DPR.
Ucapannya cepat, tegas, dan emosional. Dia org yg tak sanggup menyembunyikan
kegelisahannya. Namun seringkali karena kecepatannya itu, omongan Pak Basuki
sering diputarbalikkan dan dipotong-potong sehingga salah arti. Masih ingat
cerita tentang ayat-ayat konstitusi kemarin? Itu hasil putarbalikkan dari
tetangga kita tercinta. Jika dilihat keseluruhan maksud Pak Basuki lebih dari
itu. Harus diingat Pak @basuki_btpadalah seorang nasionalis sejati. Dia mengedepankan
persatuan n kepentingan nasional dan menepikan SARA.
Sebagai pejabat negara, pemimpin memang harus patuh
kepada undang-undang/ ayat-ayat konstitusi. Dia harus berjalan dalam koridor
hukum, harus bersih dan transparan. Karena ayat-ayat agama kedudukannya jauh
lebih tinggi kedudukannya sehingga sudah seharusnya dijalankan. Kita tidak bisa
memakai ayat-ayat agama dalam menjalankan hukum di negara oleh karena itu hukum
konstitusi harus di tegakkan.
Inget waktu itu tim nya Foke mencoba merapat ke
Ahok untuk dijadiin wakilnya. Gue blg “Aku gamau dukung bapak kalo jd wakilnya
Foke”. Nono Sampono waktu itu juga merapat ke Ahok untuk dijadiin wakilnya.
Karena Nono tau sekali track record Ahok kayak gimana. Namun Ahok menolak.
Sebelumnya, calon Independen juga dukung Ahok maju gubernur dengan dukungan
massanya. Tapi itu orang deklarasiin sendiri bareng anaknya alm.pelawak.
Akhirnya ketika bertemu dengan Jokowi, Ahok merasa satu visi& track
recordnya pun sama ketika di Belitung & Solo. Majulah mereka berdua.
Perfect!
Oleh karena itu jangan pernah memandang sebelah
mata wakilnya Jokowi ini, mereka sama-sama bagus dan egaliter. Insya Allah
diamanatkan wujudkan Jakarta Baru. Untuk masalah agama, Ahok tidak pernah
mempermasalahkan. Dia prioritaskan sesuatu sesuai dengan kondisi. Ahok sangat
menghormati semua agama. Omongan Ahok mengenai ayat2 suci di pelintir banyak
org. Mereka nggak ngerti maksud Ahok itu apa. Yang nggak diinginkan Ahok
adalah, ketika seorang pejabat disuruh bayar pajak dia berlindung pada ajaran
agama tertentu. Dan ketika dipenjara berlindung pada konstitusi. Maka dari itu
ayat2 suci tidak bisa digabungkan dengan konstitusi.
Percaya atau tidak, Ahok gak punya mobil. KPK pun
tidak percaya. Itu kenapa? Karna Ahok lebih suka menolong orang dibanding beli untuk
pribadinya. Mengenai kepemimpinan Ahok di Belitung, salah satu Kyai besar
disana membandingkan Ahok dengan si “pengacara” dari babel juga. Inisial Y.
Kyai itu bilang “Ahok biarpun Kristen, orang-orang Belitung pada dinaikin haji.
Kalo si Y yg diberangkatin hanya keluarganya. Ahok sgt cinta rakyat!”
Ahok tidak membedakan orang, timses lawan
politiknya di Belitung ada yg memiliki kinerja bagus dijadikan bagian dari
jajaran pemerintahannya. Teringat ketika gue ke belitung, ada seorang pendeta
yang datang menemui Ahok. Intinya ingin meminta sumbangan berupa mobil. Mobil
itu konon katanya dipakai untuk antar jemput jemaat. Waktu itu pembicaraan Pak
Ahok dan pendeta didepan saya. Ahok langsung menolaknya. Karena yang Kristen di
desa Gantung (desa Ahok) hanya sedikit dan jaraknya sempit. Kalo tiap minggu ke
gereja kata Ahok masih bisa jalan kaki. Si pendeta gak terima dan marah-marah
ke Ahok sambil bilang “Kamu hanya sumbangkan ke masjid-masjid saja, agamamu
tidak disumbang”. Ahok jawab ; “Aku sumbangkan gereja juga, Tapi tidak banyak
karena disini mayoritas lebih banyak yang memakai mesjid”. Pendeta pun pulang.
Besoknya gw dkk ijin sama Pak Ahok untuk wawancara
masyarakat Belitung mengenai dia. Pak Ahok bilang “Kalau mau wawancara ditempat
yang milih saya dikit. “Karna kalau kalian wawancara ditmpt saya menang, pasti
baik semua”. Akhirnya kita ketempat yang sedikit pilih Ahok. Dalam perjalanan,
gue berfikir pasti jelek-jelek nih yang bicara tentang Ahok. Dugaan gue
melesat, semua mengakui Ahok padahal dulu gak nyoblos Ahok.
Beruntung, sekarang Jakarta dapat giliran
berikutnya yang akan diubah oleh Ahok. DKI Jakarta jangan sampai hilang
kesempatan emas ini. Saya ngetwit ini tidak dibayar, dikasih hadiah apalagi
dijanjiin dikasih jabatan. Saya ingin negara ini berubah, keadilan sosial
merata. Tiap hari bantu Ahok saya tidak dibayar, saya dkk simpati terhadap
kinerjanya. Saya hanya bisa membantu dana untuk Ahok melalui jualan kemeja.
Semua keuntungan saya serahkan untuk kampanye JB, walaupun capek tapi saya dkk
puas menolong orang yang memang pantas ditolong. Pesan saya : Jika ada suatu
kesempatan ikt serta dalam memperbaiki bangsa, buktikan! Mari wujudkan Jakarta
Baru.
Penulis Fitra Elnurianda